Langsung ke konten utama

RANCANGAN PERCOBAAN



TUGAS MAKALAH


PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN JERAMI PADI YANG DIAMONIASI DAN KONSETRAT UNTUK MENAIKKAN BOBOT BADAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA (PE)













Disusun oleh
                                    Nama  : Rengganis Widya Putri
NIM    : 23010114120016
Kelas   : Peternakan B





PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang
Jerami padi merupakan salah satu produk sampingan yang dihasilkan oleh industry pertanian, jerami digolongkan sebagai limbah pertanian. Jerami dapat berasal dari jerami padai, jerami jagung, jerami kedelai dan lainnya. Jerami merupakan hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Indonesia merupakan salah satu Negara yang agraris sehingga luas tanah pertanian cukup luas sehingga limbah yang dihasilkan terutama limbah jerami padi juga banyak, oleh sebab itu harus dilakukannya penanganan limbah pertaian berupa jerami agar lebih bermanfaat.
Peternakan di Indonesia lambat tahun juga semakin bertambah. Salah satunya adalah usahat peternakan kambing, sehingga akan dibutuhkan pakan untuk konsumsi kambing. Ketersediaan hijauan disekitar lingkungan tidak akan mencukupi kebutuhan dari industry peternakan tersebut, jika terjadi kekeringan makan ketersediaan rumput atau hijauan disekitar akan semakin berkurang oleh sebab itu diperlukan modifikasi pakan untuk menunjang kekurangan pakan tersebut.
Modifikasi pakan untuk menunjang kekurangan pakan dapat diatasi dengan pemanfaatan limbah dari pertanian berupa jerami padi, oleh sebab itu diperlukan penelitian untuk menganalisis pemanfaatan jerami padi untuk pakan ternak agar dapat dikonsumsi ternaka dengan aman.





2.        Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian dengan judul Pemanfaatan Limbah Pertanian Berupa Jerami Padi Yang Diamoniasi Untuk Menaikkan Bobot Badan Pada Kambing Peranakan Etawa (PE) adalah agar menaikkan bobot badan kambing PE dengan pemanfaatan limbah pertanian berupa jerami padi.

3.        Manfaat
Manfaat dari penelitian dengan judul Pemanfaatan Limbah Pertanian Berupa Jerami Padi Yang Diamoniasi Untuk Menaikkan Bobot Badan Pada Kambing Peranakan Etawa (PE) adalah agar pengolahan limbah pertanian di sekitar lebih dimaksimalkan agar limbah jerami padi lebih dapat dikurangi, dapat menyediakan pakan ternak bila terjadi kekeringan atau pada saat hijauan rumput susah didapatkan, mengetahui metode pengolahan limbah jerami padi secara benar agar disukai oleh ternak dan dapat menaikkan bobot badan dari serat kasar yang diperoleh dari jerami padi.



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan kambing yang dihasilkan dari persilangan antara kambing Etawa (asal India) dengan kambing Kacang (asal Indonesia) (Purnomo et al., 2006). Kambing Peranakan Etawa (PE) merupakan salah satu kambing yang dwiguna, yaitu sebagai penghasil daging dan susu. Peningkatan produksi yang dihasilkan oleh Kambing Peranakan Etawa (PE) perlu didukung dengan asupan nutrisi yang diberikan kepada kambing baik berdasarkan kualita atau kuantitasnya baik dari hijauan dan konsentratnya.

Pemberian hijauan akan menemui kendala pada saat musim kemarau. Oleh sebab itu perlunya alternative lain mengganti hijauan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Bahan pakan yang digunakan untuk menggati hijauan harus memiliki nutrisei yang seimbang dengan hijauan sehingga dengan penggatian tersebut ternak tidak akan kekurangan nutrisi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah pembuatan pengawetan pakan dengan cara silase (Despa et al., 2011). Cara lain dengan menggukan proses fermentasi dengan urea yang dapat meninggikan protein serat kasar yang terkandung didalam bahan pakan (Broudiscou et al., 2003).

Amoniasi merupakan proses pemotongan ikatan rantai dan pembebasan sellulosa serta hemisellulosa agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak. Amonia  dari urea akan bereaksi dengan jerami padi sehingga ikatan bias terlepas dan dapat berganti ikatan dengan NH3, pada saat bersamaan sellulosa dan hemisellulosa akan terlepas dari ikatan sehingga sifat kecernaan dan kadar jerami padi akan meningkat. Kelebihan dari proses diamoniasi adalah kecernaan meningkat, protein me ningkat dan menghambat pertumbuhan jamur (Syukur, 2016).

Penggantian hijauan oleh jerami padi harus mempertimbangkan kandungan nutrisi yang dimiliki hijauan dan jerami sehingga kambingnya tidak akan mengalami kekurangan nutrisi setelah dilakukannya pergantian bahan pakan. Jerami padi memiliki kandungan nurisi dalam 100% bahan kering adalah 79,09% BK; 20,90% Abu; 7,50% PK; 0,60% lk; 33,10% SK dan 37,90% BETN (Yuliantonika et al., 2013)
BAB III

MATERI DAN METODE

1.      Materi

Alat yang digunakan adalah: indra untuk organileptik, ph meter, gunting, jangkasorong, baik penampung jerami, dan timbangan untuk menimbang bobot ternak. Bahan yang digunakan adalah jerami padi, konsentrat, urea dan ternak kambing PE. Pengukuran dilaksanakan menggunakan proses organoleptic jerami padi yang telah di amoniasi dengan parameter yang diamati adalah warna, tekstur dan bau. Pengukuran ph menggunakan ph meter dengancara mencelupkan kertas ph kemudian diamati warna yang menunjukkan ph tersebut. Pengukuran panjang jerami yang dipotong-potong adalah dengan menggunkan alat gunting dan alat ukur jangka sorong. Sedangkan untuk penimbangan bobot badan ternak menggunakan timbangan ternak.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan 2 perlakuan dengan jumlah ternak 3 untuk T1 dan 3 untuk T2. Pakan yang diterapkan yaitu T1: pemberian konsentrat 3kg dan jerami padi yang diamoniasi (presentasi urea 3% /1kg jeramipadi)  secara ad libitum. T2: pemberian konsentrat 3kg dan jerami padi yang diamoniasi (presentasi urea 5% /1kg jeramipadi)  secara ad libitum. Tahap pertama pada saat penelitian adalah mempersiapkan jerami jerami padi yang diamoniasi dengan melakukan organoleptic jerami padi dan mempersiapkan kandang untuk kambingnya. Tahap kedua yaitu proses adaptasi. Tahap ketiga adalah mengelompokkan kambing berdasarkan bobot badan dengan cara menimbangnya, kemudia setiap minggunya ternak ditimbang untuk mengetahui kebutuhan pakan yang akan diberikan pada berikutnya. Setiap hari kambing diberi pakan sebanyak 2,6% dari bobot badannya yang diperhitungkan dalam BK. Konsentray dibekikan terlebih dahulu 2 jam sebelum pemberian jerami padi. Jerami padi dan air minum diberikan ad libitum.

Parameter:
Jerami :  A. Organoleptik:   - Warna yang dihasilkanpada proses amoniasi.
- Tekstur yang dihasilkan dari proses amoniasi
- Ph yang dihasilakan dari proses amoniasi.
B. Persentase pemberian urea pada T1: 3%/1kg jerami dan T2: 5%/1kg jerami.
Ternak :  A. Pertambahan bobot badan per hari / PBBH.
   B. Daya cerna kambing.

Skor Organoleptik :
Warna              :1 – 3 (seperti warna asal)
                         4 – 6 (pucat)
                         7 – 9 (warna gelap)
Tekstur            :1 – 3 (liat seperti bahan awal)
                         4 – 6  (agak remah)
                         7 – 9 (remah / hancur)
Uji Ph              :1–3 (<7)
 4–6 (7)
 7–9 (> 7)

2.      Metode

1.         Menimbang bobot awal kambing peranakan etawa (PE) dengan menggunakan timbangan ternak.
2.         Mengorganoleptik hasil dari amoniasi jerami dengan urea dengan parameter yang diamati tekstur, bau, dan warna:
-       Mengorganoleptik hasil dari amoniasi jerami dengan urea dengan parameter yang diamati tekstur, bau, dan warna.
-       Pengukuran ph menggunakan ph meter dengancara mencelupkan kertas ph kemudian diamati warna yang menunjukkan ph tersebut

3.        Menghitung hari, lama waktu amoniasi dengan member tanggal pada saat pertama kali jerami padi dicampur dengan urea dan dimasukkan dalam bak dan dalam keadaan anaerob.
4.        Melakukan pemeliharan ternak kambing selama 1 bulan.
5.        Menimbang sisa pakan jerami padi yang diberikan pada saat pagi dan sore lalu ditimbangnya pada saat hari berikutnya untuk menghitung konsumsi pakan pada kambing.
6.         Melakukan penampungan feses pada saat terakhir pemeliharaan untuk mengetahui daya cerna pada kambing.
7.         Melakukan penimbangan bobot dari ternak tiap harinya dengan cara menimbang ternaknya sehingga dapat mengetahui pertambahan bobot badan perharinya.
8.         Menjumlahkan antara bobot akhir dikurangi bobot awal sehingga mengetahui bobot pertambahan badannya yang diperoleh.

3.      Analisis Data

Analisi data yang digunakan dalam penelitian yaitu:
a.       Metode Linier Aditif
Data hasil penelitian menggunakan uji F berdasarkan rancangan percobaan “Cross-over Designs” (Neter et al., 1990) dengan model linier aditifsebagai berikut:
Y = µ + τi + αj + Ek + Ɛijk
Penjelasan:
Y               : nilai pengamatan pada perlakuan ke-i (pertambahan bobot badan kambing) dan individi ternak ke-j serta periode percobaan ke-k.
µ                : nilai rataan umum.
τi                     : pengaruh perlakuan ke-i (pertambahan bobot badab kambing).
αj                    : pengaruh individu ternak kambing PE ke-j.
Ek              : pengaruh periode percobaan ke-k (periode I dan II).
Ɛijk             : pengaruh galat percobaan perlakuan petambahan bobot badan/tidak  (i), individu ternak kambing PE (j) dan periode percobaan (k).

b.      Hipotesis Statistika
1.   H0 ; τ0 = τ1 = 0; tidak ada perbedaan pemanfaatan serat kasar pakan antara kambing PE yang diberi dengan tidak diberi jerami padi.
2.      H1 ; τ0 ≠ τ1 ≠ 0; ada perbedaan pemanfaatan serat kasar pakan antara kambing PE yang diberi dengan tidak diberi jerami padi.


DAFTAR PUSTAKA

Broudiscou, L.P., A. Agbagla-Dobnani, Y. Papon, A. Cornu, E. Grenet & A.F. Broudiscou. 2003. Rice straw degradation and biomass synthesis by rumen micro-organisms in continuous culture in response to ammonia treatment and legume axtract supplementation. Anim. Feed Sci. Technol. P: 105: 95-108.

Despal, I. G. Permana, S. N. Sarafia dan A. J. Tatra. 2011. Penggunaan Berbagai Sumber Kabohidrat Terlarur Air untuk Meningkatkan Kualitas Silase Daun Rami. Media Peternakan. Vol 34 (1): 69-76.

Purnomo, A., Hartatik, Khusnan, S. I. O. Salasia dan Soegiyono. 2006. Isolasi dan Karakterisasi Staphylococcus aureus Asala Usus Kambing Perah Peranakan Etawa. Media Kedokteran Hewan. 22 : 142.

Syukur, A. 2016. 99% Gagal Beternak Kambing. Penebar Swadaya, Jakarta Timur.

Yuliantonika, A. T., C. M. S. Lestari dan E. Purbowati. 2013. Produktivitas sapi Jawa yang diberi pakan basal jerami padi berbagai level konsentrat. Animal Agrikulture Jurnal. 2 (1): 152-159.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SISTEM PEMBESARAN AYAM PETELUR

Tiga Sistem pembesaran itu diantaranya adalah: 1.    Brood – Grow – Lay System adalah suatu sistem pembesaran dimana kandang tidak dipindah dan berada pada dalam kandang yang sama atau kandangnya tidak diumah-ubah dari awal pemeliharaan sampai akhir bertelur. ·       Kelebihan yang dimiliki: a.     mengurangi stress akibat pemindahan ayam b.    menghemat lahan dan biaya untuk pembuatan kandang ·       Kekurangan nya adalah: a.     Litter untuk alasa kandang mudah kotor bila tidak dibersihkan secara rutin.          Lantai yang kotor dan lembab memudahkan bibit penyakit ke ternaknya serta hal ini dapat mempengaruhi produktivitas atau produksi menurun selain itu sistem termoregulasi pada sistem ini kurang baik memungkinkan ternak menjadi stres. 2.    Brood – Grow System adalah suatu sistem pembesaran dimana setelah fase grower atau berumur 6 – 14 minggu ayam baru dipindahkan kandang. ·          Kelebihan : kandang yang digunakan adalah litter sehingga memungkin

BUDIDAYA TERNAK UNGGAS

Pengertian Budidaya Ternak Unggas Budidaya ternak adalah: bisnis atau usaha yang bergerak dalam memelihara dan atau memproduksi hewan-hewan ternak. Budidaya menurut bahasa peternakan dapat diartikan sebagai sektor produksi hewan ternak. Ada juga sebahagian orang mengartikan budidaya ini sebagai pengembang biakan, padahal sekedar penggemukan atau pengasuhan saja juga bias disebut sebagai budidaya ternak. Budidaya berbeda dengan pemuliaan ternak, dalam budidaya bukan saja kegiatan pemeliharaan yang terdapat di dalamnya, kegiatan perkembang biakan (reproduksi) juga termasuk di dalam usaha budidaya. Hampir semua jenis hewan dapat dibudidayakan, bila hewan tersebut hewan liar maka terlebih dahulu dilakukan proses pemuliaan. Dibutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik di dalam melakukan budidaya ini. Hasil Budidaya dan Pemanfaatan Unggas 1.       Telur Telur merupakan salah satu produk yang dihasilkan dari ayam. Telur dihasilkan oleh ayam petelur. Ayam petelur m

PERBEDAAN RATIONAL GRAZING DAN GRAZING BEHARIFOUR

A.     Rational Grazing (system padang penggembalaan bergilir) Sistem padang penggembalaan ada beberapa diantaranya adalah a.        Full (harian), b.       Exercise (bergilir) c.        Full Exercise Rational Grazing merupakan salah satu sistem manajemen padang penggembalaan yang cara penggembalaan secara bergilir. Tujuan dari sistem padang penggembalaan   secara bergilir adalah agar tanaman pada padang penggembalaan memiliki waktu istirahat untuk tumbuh Sistem ini banyak diterapkan di Indonesia, hal ini dikarenakan sistem bergilir ini memiliki banyk keuntungan bagi ternak dan bagi vegetasi tumbuhannya: 1.       System bergilir akan memberikan waktu untuk tumbuhan ada didalam padang penggembalaan untuk tumbuh yang sering disebut dengan waktu istirahat. Hal ini akan mengakibtkan pertumbuhan tanaman yang ada akan seragam. 2.       System ini pengontrolannya merata 3.       Kerusakan yang diakibatkan oleh di injak-injak dan pencemaran kotoran   ternak dapat sedikit t