Bentuk pemalsuan atau pencemaran
produk pakan hewani maupun nabati:
1.
JAGUNG
Jagung merupakan bahan pakan yang banyak digunakan
untuk ternak unggas. Jagung memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Pada
proses pemanena hingga proses pengolahannya bila tidak ditangani dengan benar
makan jagung akan mengalami pemalsuan atau mengalami pencemaran dari bahan
asing. Pencemaran jagung yang banyak dijumpai di lapangan adalah penambahan
dengan janggel atau bonggol jagung sehingga jagung mengalami penurunan mutu
pakan.
2.
DEDAK
Dedeak merupakan bahan sisa dari penggilingan padi
menjadi bareas. Dedak memiliki tiga tipe yaitu dedak harus, biasa dan kasar.
Penanganan yang tidak pas akan menyebabkan dedak akan bercampur dengan sekam.
Hal ini lah yang akan menyebabkan penurunan mutu pakan dedak bila di berikan
dengan ternak. Bahkan ada produsen pakan yang sengaja menambahkan dedak dengan
sekam supanya mempertambah bobot dari dedak tersebut.
3.
TEPUNG IKAN
Tepung ikan adalah bahan pakan yang bersumber dari
hewani, tepung ikan memiliki kandungan protein yang tinggi. Pada produsen yang
tidak jujur biasa dedak dicampur dengan dedak yang memiliki kandungan protein
yang rendah yaitu 11% bahkan penambahannya berupa urea yang akan menggatikan
protein tepung ikan yang semulanya tinggi akan menjadi rendah.
Metode untuk mengidentifikasi
pemalsuan atau pencemaran:
1. Pengujian
secara fisik (dengan menggunakn fisik)
-
Fisik kualitatif (indra penglihatan), mengetahui
sifat fisik dan karakter masing-masing bahan pakan lewat mata yaitu: warna,
bentuk, ukuran praktikeldan adanya penambahan bakan pakan lain di dalamnya.
-
Menggunakan indra penciuman, bau sdap, segar,
amis, apek, tengik, kecut dan busuk
-
Menggunakan indra cicip, rasa tawar, asin,
pahit, manis, dan masam
-
Menggunakan indra peraba, dengan menggunakan
tekanan pada ujung jari berup: keras, rapuh, kenyal, lunak, lemas dan lengket.
Biasanya dapat diketahui tingkat kekeringan bahan pakan
2. pengujian
secara fisik kuanlitatif
dengan
menggunakan alat bantu yang biasanya digunakan adalah stereomikroskop (kaca
pembesar).
a. Factor
bahan
-
Diawi dengan pengujian kuantitatif dengan
stereomikroskop yang dilengkapi dengan kaca slide dengan garis-garis 100 segi
empat yang terdiri dari 10 baris dan 10 kolom.
-
Bila dari uju kuantitatif tesebur diketahui
didalamnya terdapat subalan maka harus dilakukan uji lanjut dengan factor bahan
contoh bila bahan subalan terbebut berupa sekam disebut dengan factor sekam.
b. Teknik
pemisahan, terdapat dua metode:
-
Berdasarkan ukuran praktikel, menggunakan
berbagai ukuran ayakan dalam mesh yaitu ukuran 20 mesh (bagian I), partikel
lewat 20 mesh tetapi tidak lewat 40 mesh (bagian II), > 40 – 60 mesh (bagian
III) dab > 60 mesh (bagian IV).
-
Pemisahan dengan menggunakan bobot praktikel,
metode ini dilengkapi alat penunjang berupa alat lain pelarut organic dan
pelarut peten khusus. Yang sering digunakan adalah pemisahan apung yaitu
pemisah antara partikel organic dan anorganik contok bekatul dengan sekam,
tongkol jagung dengan jagung giling dang tepung ikan dengan tepung bulu.
3. Pengujian
secara kimia
a.
Kimia kulitatif, berguna untuk mengetahui ada
tidaknya suatu nutrient organic atau anorganik dalam suatu bahan pakan. Contoh:
pengujian protein dengan biuret dan pati dengan iodium
b.
Kimia kuantitatif dapat menggunakan metode
pengujian
- analisis prosimat
- analisis van soest
DAFTAR PUSTAKA
Yanuartin, C. 2004. Permasalah Kualitas Padan Di Indonesia.
Seminar Parasitologi dan
Toksikologi Veteriner: 117-120
Soeharsono dan Gunawan.
2013. Inovasi Perbaikan Pakan
Konsentrat Sebagai Usaha Peningkatan Produksi Sapi Perah Pada Peternakan Rakyat.
Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner: 170-175
Komentar
Posting Komentar